Senin, 01 Agustus 2011

laporan biologi dasar JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN


1.    PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Jenis – jenis jaringan pada tumbuhan antara lain : jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan epidermis, jaringan klorenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xylem dan jaringan floem (annonymous, 2010a).
Jaringan pada tumbuhan tidak berdiri sendiri – sendiri melainkan bersama jaringan lain untuk membentuk suatu organ. Organ pada tumbuhan tinggi berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji (tedbio, 2010).
Jaringan pada hewan -  pada tubuh hewan tingkat tinggi (vertebrata) terdapat berbagai macam jaringan yang dapat dikelompokkan menjadi : jaringan meristematik, jaringan ephitelium, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf ( annonymous, 2010b)
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi bagian permukaan tubuh hewan multiseluler, baik permukaan luar maupun dalam. Fungsi umum epitel adalah sebagai pelindung dan menyeleksi apa saja yang masuk dan keluar tubuh (asnani, 2009)
1.2  MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud praktikum tentang jaringan hewan dan tumbuhan agar praktikan memahami dan mengerti tentang struktur jaringan sel yang menyusun tumbuhan dan hewan.
Tujuan praktikum tentang jaringan hewan dan tumbuhan untuk mengamati struktur sel yang menyusun jaringan hewan dan tumbuhan serta mengetahui perbedaan jaringan hewan dan tumbuhan.
1.3  WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum tentang jaringan hewan dan tumbuhan dilaksanakan pada hari Jumat, 8 oktober 2010 pada pukul 15.00-16.45 WIB dan bertempat di laboratorium IIP (Ilmu-Ilmu Perairan) gedung C lantai 1, fakultas perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.









2.    TINJAUAN PUSTAKA

2.1  IDENTIFIKAISI JARINGAN
Sel – sel tubuh yang mengalami spesialisasi yang sama disebut jaringan. Suatu jaringan dapat diberi batasan sebagai sekelompok sel yang mengalami spesialisasi yang sama untuk bersama-sama melakukan fungsi khusus tertentu. Tiap jaringan terdiri dari sel yang mempunyai bentuk, ukuran, dan susunan yang khas (villee, 1984)
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Jenis – jenis jaringan pada tumbuhan yakni meristem, parenkim, epidermis, kolenkim, sklrenkim, xylem, dan floem (annonymous, 2010)
2.2 DIFERENSIASI JARINGAN
Daerah diferensiasi terletak dibelakang daerah pemanjangan. Sel- sel yang telah tumbuh mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sebagian sel yang mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, xilem dan floem. Sebagian lagi membentuk parenkim, kolenkim dan sklerenkim (mohpandoyo, 2009)
Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel – sel di daerah ini telah mengalami diferensiasi, artinya sel - sel telah berubah bentuk sesuai fungsinya (gudangmateri, 2010).
2.3 JARINGAN HEWAN DAN MACAM – MACAMNYA
Jaringan pada hewan – pada tubuh hewan tingkat tinggi  terdapat berbagai macam jaringan yang dapat dikelompokkan menjadi jaringan meristem, jaringan ephitelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf (annonymous, 2010).
Menurut ville (1984), jaringan hewan dapat dibagi dalam 6 kelompok besar. Kelompok ini adalah jaringan epitel, pengikat, otot, darah, daraf dan reproduksi.
2.4 JARINGAN TUMBUHAN DAN MACAM – MACAMNYA
Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada hewa dan tumbuhan berbeda. Jenis jaringan pada tumbuhan antara lain : jaringan meristem, jaringan parenkim, jaringan klorenkim, jaringan kolenkim, jaringan sklerenkim, jaringan xylem dan floem ( annonymous, 2010a)
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem dibagi 2 macam :
a)    Jaringan meristem primer                        :   jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
b)    Jaringan meristem sekunder        :   jaringan meristem yang berasal dari jaringan meristem dewasa yaitu kambium batang dan kambium gabus (annonymous, 2010b)
3. METODOLOGI
3.1 ALAT DAN FUNGSINYA
Alat – alat yang digunakan adalah :
v  Mikroskop       : untuk mengamati jaringan pada hewan dan tumbuhan.
v  Cover glass     : untuk menutup preparat.
v  Objek glass     : untuk meletakkan preparat.
v  Silet                 : untuk memotong/ menyayat bagian objek/ preparat.
v  Nampan          : tempat alat dan bahan.
3.2 BAHAN DAN FUNGSINYA
Bahan – bahan yang digunakan adalah :
v  Penampang melintang (akar, batang, daun) monokotil maupun dikotil        : obyek yang diamati.
v  Penampang organ tubuh hewan        : obyek yang diamati.
3.3 SKEMA KERJA
a)    Penampang melintang (akar, batang, daun) monokotil dan dikotil














b)    Jaringan epitel

















c)    Jaringan otot




d)    Jaringan tulang rawan





























4.    PEMBAHASAN

4.1  DATA PENGAMATAN
jaringan akar umbi.jpgjaringan akar paku2an.jpg











Gambar jaringan akar paku-pakuan              gambar jaringan akar umbi




Jaringan hati..jpgjaringan gabus.jpg






Gambar jaringan gabus                      gambar jaringan hati
Jaringan umbi..jpg
Gambar jaringan umbi





4.2  ANALISA PROSEDUR
Dalam praktikum tentang jaringan hewan dan tumbuhan, disiapkan dahulu alat dan bahan yaitu mikroskop binokuler untuk mengamati jaringan hewan dan tumbuhan, objek glass untuk meletakkan preparat, cover glass untuk menutup preparat, silet untuk menyayat objek.
Dalam percobaan umbi bawang, umbi diiris setipis mungkin dengan silet. Kemudian diletakkan objek glass dan ditutup cover glass. Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 400x dan digambar bagian – bagiannya. Disiapkan daun bawang, diamati dengan perbesaran 400x dan digambar.
Dalam percobaan akar paku – pakuan, disiapkan preparat akar paku-pakuan. Diletakkan pada objek glass dan ditutup cover glass. Diamati dengan perbesaran 400x dan digambar.
4.3 ANALISA HASIL
4.3.1 Umbi bawang
Dari hasil pengamatan, umbi bawang, jaringannya terdiri dari sel-sel yang berbentuk panjang, bentuknya tetap karena memiliki dinding sel, memiliki inti sel, dan terletak tidak beraturan.

4.3.2 Daun bawang
            Dari hasil pengamatan daun bawang, jaringannya terdiri dari sel-sel yang berbentuk panjang, memiliki dinding sel, dan xylem-floem terletak tidak beraturan.
4.3.3 Akar paku – pakuan
            Dari hasil pengamatan akar paku – pakuan, jaringannya tersusun dari sel-sel yang berbentuk tidak beraturan, memiliki dinding sel.








5.    PENUTUP

5.1  KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum tentang jaringan hewan dan tumbuhan, dapat disimpulkan bahwa :
ü  Jaringan adlah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama.
ü  Jaringan tumbuhan adalah sekumpulan sel tumbuhan yang mempunyai struktur sama.
ü  Jaringan hewan adalah sekumpula sel-sel hewan yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
ü  Jaringan ada otot dibedakan menjadi 3, yaitu jaringan otot polos, otot larik, dan otot jantung.
ü  Jaringan pada hewan ada 4, yaitu Ephitelium, ikat, otot, dan syaraf.
5.2 SARAN
Pada praktikum kali ini, para praktikan diharapkan memperhatikan dengan saksama setiap arahan dan penjelasan yang diberikan dari asisten dan mencatat penjelasan yang diberikan.














DAFTAR PUSTAKA

      diakses 10 oktober 2010 17.01
diakses 10 oktober 2010 17.09
      diakses 09 oktober 2010 18.00
      diakses 13 oktober 2010 15.15
      diakses 13 oktober 2010 15.20




laporan biologi dasar IKAN NILA dan TIKUS


1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.1.2 Ikan Nila
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diindustrikan dari Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969 dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah “Oreochromis nilotikus” dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai “Niletilapia”. (Wikipedia, 2010).

1.1.3 Tikus
            Tikus adalah mamalia yang termasuk dalam suku muridae. Spesies tikus yang paling terkenal adalah moncit (Inus spp), serta tikus got (Rattus norvegitus) yang ditemukan hampir semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam biologi juga merupakan hewan peliharaaan yang populer. (Wikipedia, 2010).

1.2  Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum biologi dasar tentang sistematika, anatomi, fisiologi dan morfologi ikan nila (Oreocrhomis nilotikus) dan tikus (Mus musculus) yaitu agar para praktikan dapat mengetahui sistematika, anatomi, fisiologi dan morfologi dari ikan nila dan tikus.
Tujuan dari praktikum biologi dasar tentang sistematika, anatomi, fisiologi dan morfologi ikan nila (Oreochromis nilotikus) dan tikus (Mus musculus) yaitu agar para praktikan dapat melakukan perbedaan tubuh ikan nila dan tikus dan bias mengetahui organ-organ dalamnya.

1.3 Waktu dan Tempat
            Praktikum dilaksanakan pada hari jumat, 08 Oktober 2010, pukul 15.00 WIB yang bertempat pada gedung C lantai 1 Laboratorium IIP (Ilmu-ilmu perairan) Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.


2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Nila
Ikan nila merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh dan memanjang dan pipih kesamping, dan warna putih kehitaman. Ikan nila berasal dari sungai nil dan danau- danau disekitarnyaaa. Sekarang ikan ini telah tersebar ke negara-negara di lima Benua yang beriklim tropis dan subtropis. (Wikipedia, 2010).

2.1.1 Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas (class)   : Osteeichtyes
Ordo                : Perciformes
Familia            : Cichlidae
Genus             : Oreochromis
Spesies           : Oreochromis niloticus (Wikipedia, 2010).

2.1.2 Anatomi dan Morfologi Ikan Nila
            Ikan nila peliharaan yang sedang, panjang total (moncong hingga ujung ekor) mencapai sekitar 30 cm. Sirip punggung (dorsal) dengan 16-17 duri (tajam) dan 11-15 jari-jari (duri lunak) dan sirip dubur (anal) dengan 3 dari 8-11 jari-jari. Tubuh warna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa. Ekor bergaris-garis tegak 7-12 buah. Tenggorokan, sirip dada, sirip perut, sirip ekor dan sirip punggung dengan warna merah atau kemerahan (kekuningan) ketika musim berbiak. Ikan nila yang masih kecil belum tampak perbedaan alat kelaminnya. Setelah berat badannya mencapai 50 gram dapat diketahui perbedaan antara jantan dan betina. Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan disamping mempunyai lubang anus terdapat lubang genital yang berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan jantan juga berwarna lebih gelap dengan tulang rahang melebar kebelakang yang member keras kokoh. (Wikipedia, 2010). 

2.1.3 Sistem Pencernaan
            Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui cara fisik dan kimia sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap dalam usus, kemudian diedarkan keseluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Organ-organ saluran pencernaan terdiri dari arah depan (anterior) ke arah belakang (posterior) berturut-turut dari hati (pillorus), mulut (rongga mulut), usus (esofogus), lambung, empedu, pankreas dan pilorik saeka. Organ-organ tambahan yaitu kelenjar hati, kelenjar empedu dan kelenjar pankreas. Sedangkan organ pelengkap yaitu sungut, gigi dan tapis insang. Untuk efektifitas sitem pencernaaan terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung misalnya belanak dan pada usus misalnya ikan hiu. (Wikipedia, 2010).
Pencernaan pada ikan berlangsuung secara fisik dan kimiawi. Pencernaan secara fisik dimulai dari bagian rongga mulut yaitu denga berpaaranya gigi dalam proses pemotongan dan penggurusan makanan. Pencernaan mekanik ini juga berlangsung di segmen tambung dan usus yaitu melalui gerak-gerak (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan mekanik di segmen lambung dan usus terjadi secara lebih efektif oleh karena adanya peran cairan “digestif”. (wikipedia, 2010).

2.1.4. Sistem Reproduksi
            Sistem reproduksi adalah sistem untuk mempertahankan atau melestarikan spesies denngan menghasilkan keturunanyang fertil. Organ-organ reproduksi yaitu organ kelamin (gonad) untuk menghasilkan sel-sel kelamin (gamet). Gamet jantan terdiri atas testes, biasanya sepasang kiri dan kanan menghasilkan spermatozoa, sedangkan gamet betina terdiri atas ovari atau ovarium menghasilkan sel telur. (Wikipedia, 2010).
Tipe-tipe reproduksi:
a.    Berdasarkan organ kelamin
1.    Biseksual (Individu betina terpisah dari individu jantan)
2.    Hemaprodit (Sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu)
3.    Partenogenesis dan Girogenesis
b.    Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa
1.    Eksternal (Ovivar) : Pembuahan diluar tubuh betina perkembangan
                                 embrio diluar tubuh betina,  jumlah telur ratusan
                                 sampai dengan ribuan.
2.    Internal terdiri dari:
·   Vivipar    :Pembuahan didalam tubuh betina, embrio         mendapatkan sari makanan dan induk sampai menetas.
·   Ovovivipar       : Embrio mendapat sari makanan dan kunind telur perlu organ penyalur spermatozoa yaitu genopodium (ikan seribu) dan clasper (cucut). (Wikipedia, 2010)
  
2.1.5 Sistem Ekskresi
            Sistem yaitu sistem pembungan proses pembuangan metabolism (berupa gas, cairan dan padatan) melalui kulit, ginjal dan saluran pencernaan. Organ-organ dalam dalam system ekskresi yaitu kulit, saluran pencernaan dan ginjal. Ginjal terletak diatas rongga perut diluar perotium, dibawah tulang punggung dan corta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah memanjang. Fungsi ginjal yaitu untuk menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui darah dan mengatur kekentalan urin yang akan dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotic cairan tubuh. Tekanan osmotic cairan tubuh berbeda antar ikan-ikanbertulang benar (teleostei) yang hidup dilaut dengan yang hidup diperairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (elasmobranchi) sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda dan demikian juga dengan sistem osmoredulasinya. (Wikipedia, 2010)
2.1.6  Macam-macam Sisik, Fungsi dan Bagian-bagiannya
Bentuk dan ukuran serta jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam yaitu:
1. Sisik gonoid merupakan sisik besar dan kasar
2. Sisik sikloid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan
3. sisik stenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan
4. Placoid merupakan sisik lambut. (Wikipedia, 2010).
Sisik ikan berfungsi membantu ikan dalam proses berenang dan bergerak di dalam air. Pada umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak akan berenang secara etrus menerus pada kecepatan tinggi umunya mempunyai tipe sisik yang kasar.Sisik sikloid berbentuk bulat,pingiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar. (Wikipedia,  2010)
2.1.7  Tipe Caudal Ikan Nila
Bentuk-bentuk utama sirip ekor:
1. Membulat
2. Bersegi
3. Sedikit cekung atau berlekuk bulat
4. Bulan sabit
5. Bercegak
6. Meruncing
7. Loncet (Wikipedia, 2010)
1. Bentuk membulat: apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis lengkung dari bagian dorsal hingga ventral
2. Bentuk bersegi atau tegak: apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis  tegak dari bagian dorsal hingga ventral
3. Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal: apabila terdapat lekukan dongkal antara lembar dorsal dengan lembar ventral
4. Bentuk bulat sabit: apabila ujung dorsal dengan ujung ventral sirip ekor melengkung keluar runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung
5. Bentuk bercagak: apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan lemnbar ventral
6. Bentuk meruncing: apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing)
7. Bentuk loncet: apabila pinggiran sirip ekor pada pangkalnya melebar kemudian membentuk sudut di ujung
            Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung pada ikan bersirip punggung tunggal umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras sedangkan jari-jari di belakangnya lunak atau bersekat dan umunya bercabang. (Wikipedia, 2010)
            Macan-macam sirip dapat di lihat pada gambar berikut:









Gambar 1. Macam-macam sirip                                                     (Wikipedia, 2010)
Bentuk sirip ekor (caudal) pada ikan nila yaitu berbentuk bersegi atau tegak. (Wikipedia, 2010).

2.2 TIKUS
2.2.1 Klasifikasi Tikus
Tikus adalah hewan mamalia yang termasuk dalam suku muridae. Klasifikasi dari tikus adalah:
1.Kerajaan       : Animalia
2.Filum            : Chordate
3.Kelas            : Mamalia
4.Ordo             : Rodentia
5.Sub famili     : Muroidea
6.Famili            : Muridae (Wikipedia, 2010)


2.2.2 Anatomi dan Morfologi Tikus
Tikus rumah memiliki panjang 65-95 mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka. Bulu mereka berkisar dalam warna dari coklat muda sampai hitam dan pada umunya memiliki warna putih. Tikus memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik. Tikus rumah cenderung memiliki panjang bulu ekor lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia, mereka berkisar 12-30 gram berat badanya. (Wikipedia, 2010)

2.2.3 Sistem Pencenaan
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan atau kelenjar-kelenjar yang berhubungan, fungsinya untuk:
a). Ingesti dan digesti makanan.
b). Absorbsi sari makanan.
c). Eliminasi sisa makanan.
Langkah-langkah pproses pencernaan makanan:
1). Pencernaan di mulut dan di rongga mulut,makanan di giling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan di basahi oleh saliva.
2). Disalurkan melalui foring dan asophogus.
3). Pencernaan di lambung dan di usus halus. Dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino, monosakarida, gliserida, dan unsur-unsur dasar yang lain.
4). Absorsi air dlam usus besar akibatnya, isi yang tidak dicerna
Menjadi setengah padat (Iqbal, 2010).

2.2.4 Sistem Reproduksi
a). Tahap pembentukan spematozoa di bagi atas 3 tahap yaitu :
1. Spermatogenesis.
Meupakan tahap spermatogenea yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosot primer. Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit skunder.
2. Tahapan meiosis
Spermatosid primer, menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis 1, yang kemudian diikuti dengan meiosis 2.
3. Tahapan spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang memiliki 4 fase yaitu fase golgi, fase tulup, fase akrosom, dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masuk. (Iqbal, 2008).

2.2.5 Sistem Eksresi
            Sistem ekskresi yaitu sistem pembagian tugas metabolismetubuh (berupa gas cairan dan padatan). Melalui kulit, ginjal, saluran pencernaan dan anus. Pada tikus memiliki 4 organ untuk melakukan proses ekskresi yaitu kulit, ginjal, saluran pencernaan dan anus. Kotoran yang akan di keluarkan dapat melalui ke 4 organ tersebut. (Wikipedia, 2010).

3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsinya
Alat yang digunakan dalam praktikum biologi dasar tentang sistematika, anatomi, fisoilogi, dan marfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) dan Tikus (Mus musculus) adalah:
No
                Nama Alat
                      Kegunaan/Fungsi
1.
Sectio set
Untuk membedah ikan nila dan tikus
2.
Nampan
Tempat alat dan bahan dan tempat untuk pembelahan ikan nila
3.
Kamera
Untuk mengambil gambar
4.
Jarum pentul
Sebagai alat penahan dan untuk melihat organ dalam ikan nila dan tikus
5.
Cover glass
Untuk menutup objek glass
6.
Mikroskop binokuler
Untuk melihat pembesaran banyangan sisik ikan
7.
Lab basah
Untuk mengadaptasikan ikan nila
8.
Objek glass
Tempat untuk diletakan sisik ikan untuk diamati
9.
Washing bottle
Tempat aquades
10.
Kain lab
Untuk membersihkan alat-alat setelah digunakan
11.
Sterofoam
Tempat membedah tikus

3.2 Bahan dan Fungsinya
            Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum biologi dasar tentang sistematika, anatomi, fisiologi, dan marfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) dan Tikus (Mus musculus) adalah:
No
           Nama Bahan
                       Kegunaan/fungsi
1.
Ikan Nila
Sebagai objek pengamatan
2.
Tikus
Sebagai objek pengamatan
3.
Aquadest
Penahan sisik ikan agar tidak bergerak pada saat dimeja preparat
4.
Cholorofaom
Untuk membius tukus
5.
Tissue
Untuk membersihkan alat bedah
6.
Kapas
Membantu pembiusan pada tukis menggunakan cholorofoam


3.3 Skema Kerja
3.3.1 Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
 















Diamati dibawah mikroskop


 







3.3.2  Tikus (Mus muculus)


 

































4. PEMBAHASAN
4.1  Data Hasil Pengamatan
            Adapun hasil pengamataqn yang diperoleh dari praktikum biologi dasar tentang sistematika, anatomi, fisoilogi, dan marfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) dan Tikus (Mus musculus) adalah:
1.  Ikan Nila (Oreochromis niloticus)


Gambar 2.  Ikan nila sebelum di bedah
Keterangan gambar:
1.   Sirip punggung (Dorsal)
2.   Sirip bawah (Ventral)
3.   Sirip dada (Pectoral)
4.   Sirip dubur (Anal)
5.   Mulut
6.   Mata
7.   Tutup insang
8.   Sisik
9.   Sirip ekor (Caudal)
10. Pangkal ekor


Foto0065.jpg
 





Gambar 3.  Ikan nila sesudah di bedah
Keterangan gambar:
1. Mulut                                                           7.   Sirip ekor
2. Mata                                                            8.   Sisik
3. Tutup insang                                                9.   Anus
4. Sirip bawah (Ventral)                                  10. Ginjal
5. Sirip dubur   (Anal)                                      11. Hati
6. Pangkal ekor                                               12. Kulit dalam ikan


 

                                                                        KKK







Gambar 4. Insang dan keterangannya
Keterangan gambar:
1. Gill filament                                     3. Gill ark
2. Gill reakers


 








Gambar 5. Sisik

2.Tikus (Mus muculus)


 









Gambar 6. Tikus sebelum dibedah
Keterangan gambar:
1. Mulut                                   5. Kaki belakang
2. Mata                                    6. Badan
3. Telinga                                 7. Ekor
4. Kaki depan






Anatomi tikus.jpg
 










Gambar 7. Tikus sesudah dibedah
Keterangan gambar:
1. Mulut                                   6.   Usus                                  11. Kerongkongan
2. Tangan/Kaki depan             7.   Hati
3. Kaki belakang                     8.   Ginjal
4. Ekor                                                9.   Anus
5. Paru-paru                            10. Badan

4.2 Analisa Prosedur
1.Ikan Nila (Oreocrhomis niloticus)           
Diambil ikan di aquarium setelah itu diletakan diatas meja laboratorium dengan menggunakan kain basa sebagai media sementara ikan nila hidup. Diamati marfologinya, lalu ikan nila dibunuh dengan cara ditusuk dibagian kepala atau bagian oatak ikan nila, karena medulla oblongata menjadi sistem pusat saraf. Setelah itu sayat ikan menggunakan pinset. Lalu catat dan digambarhasilnya. Pada sisik ikan diamati denagn mikroskop untuk melihat pada struktur ikan dan digambar hasilnya. Diamati pula bagian insang disebutkan bagian insang seperti gill filament, gill ark, gill rakers diamati juga bagian sirip dengan menggunakan pinset, lalu catat dan digambar hasilnya. 



2.Tikus (Mus musculus)
            Pertama yang harus dilakukan adalah dipersiapkan alat dan bahan, sebelum tikus dibedah, tikus diamati terlebih dahulu dengan larutan chlorofoam yang berfungsi sebagai obat bius. Setelah tikus mati dibedah dengan menggunakan gunting dan diusahakan agar tidak mengenai organ dalamnya, jika sampai mengenai organ dalam tersebut maka tidak akan bias diamati. Setelah itu kulit tikus di rentangkan diatas chlorofoam dengan bantuan jarum pentul, selanjutnya diamati bagian organ dalamnya dan dicatat hasilnya serta digambar.

4.3 Analisa Hasil
Pada percobaan dari sitematika, morfologi, anatomi dan fisiologi diperoleh hasil yaitu sebagai berikut. Pada ikan nila setelah di bedah tampak bagian organ dalamnya yaitu insang, hati, lmbung, usus, pankreas dan gelembung renang. Gelembung renang berfungsi untuk mengatur naik turunnya ikan saat berenang. Selain organ dalam terdapat juga organ bagian luar yaitu seperti sirip da sisik. Pada ikan nila tedapat 5 macam sirip yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip perut, sirip dubur, sirip dada. Sedangkan sisik pada ikan nila disebut cetenoid, bentukya sedikit bergerigi dan fungsi sisik pada ikan yaitu untuk mengklarisifikasikan jenis ikan, menentukan umur dan digunakan dalam taksonomi. Fungsi pada sirip yaitu untuk menyeimbangkan tubuh ikan dan mempermudah gerakan pada saat berenang. Adapun insang yang terletak pada samping kepala ikan dan pada insang ini oksigen dalam air dan diangkap oleh darah lalu ke sistem pembuluh darah. Kita juga dapat mengetahui sitematika pencernaan pada ikan nila, yaitu dari mulut ke kerongkongan menuju lambung kemudian ke usus dan berakhir di anus.
Pada tikus terdapat organ–organ yaitu paru–paru yang dilindungi oleh diagfragma, terdapat lambung yang tersambung dengan usus, terdapat hati pula. Dan sistematika pencernaan tikus yaitu dari rongga mulut menuju esofagus lalu menuju ke lambung, setelah itu ke usus halus dan usus besar dan berakhir di kloaka.

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan yaitu:
1.    Ikan nila adalah merupakan sejenis ikan iar tawar
2.    Pencernaan adalah proses pengederhanaan makanan melalui cara fisik, dan kimia sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap oleh usus, kemudian diedarkan oleh seluruh bagian tubuh melalui sistem peredaran darah.
3.    Sistem reproduksi adalah sistem untuk mempertahankan atau melestariakan spesies dengan menghasilkan keturunan
4.    Sistem ekskresi adalah sistem pembuagan metabolisme tubuh (berupa gas, cairan dan padatan) melalui kulit, ginjal, saluran pencernaan dan usus
5.    Bentuk caudal ikan nila yaitu berbentuk bersegi atau tegak

5.2 Saran
            Adapun saran yang dapat disimpulkan adalah:
Saat membedah ikan nila dan tikus harus berhati-hati agar tidak membuat organ dalam pada ikan nila dan tikus rusak. Dalam pengamatan terhadap ikan nila, harus ikan yang agak besar agar organ-organ dalamnya lebih kelihatan dan dapat memperlancar pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia, Bahasa Indonesia 2010. Klasifikasi ikan nila. Diakses pada hari kamis,   
                                              14 Oktober 2010. Pukul 14.00 WIB
 
Wikipedia, bahasa Indonesia 2010. Morfologi dan anatomi ikan nila. pada hari kamis, 14 Oktober 2010. Pukul 14.00 WIB

Wikipedia, bahasa Indonesia 2010. Sistem pencernaan. pada hari kamis, 14 Oktober 2010. Pukul 14.00 WIB  

They Diversity Of Fisheries, 1997. Jenis sisik dan fungsihnya.
Moyle dan Cech, 1998. Sistem reproduksi ikan nila.
Wikipedia, bahasa Indonesia 2010. Klasifikasi tikus. pada hari kamis, 14 Oktober 2010. Pukul 14.00 WIB  

Wikipedia, bahasa Indonesia 2010. Anatomi dan morfologi tikus. Diakses pada hari kamis, 14 Oktober 2010. Pukul 14.00 WIB