1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam ilmu biologi cabang ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme disebut sebagai mikrobiologi yang merupakan salah satu ilmu tentang makluk hidup. Mikroorganisme terdapat disegala macam lingkungan dan sebagai bagian dari ekosistem alam. Sebagia dari mikroorganisme itu adalah produsen, sebagian konsumen pertama disebagian lagi konsumen kedua dan ketiga. Mikroorganisme dapat ditemukan dikutup, di daerah tropik, dalam air, dalam tanah, dalam debu, diudara, pada tumbuhan, tumbuhan hewan dan manusia. Mokroorganisme ini mempunyai peran penting dalam jenis-jenis makanan, yaitu berperan sebagai pengurai utama (dekomposer) dari berbagai zat dan senyawa, (Soemartoto, 1980).
Mokroorganisme dibagi dibagi menjadi dua yaitu mikroorganisme autotrof dan mikroorganisme heterotof. Sebagian besar merupakan fotoautotrof dan hanya sebagian kecil yang merupakan heterotof, (Ratna, 1986).
1.1 Maksud dan Tujuan
Maksud dilakukannya praktikum adalah mikroorganisme dilingkungan adalah perairan ini agar para praktikan dapat mengetahui bentuk, jumlah dan macam-macam mikroorganisme khususnya yang terdapat dilingkungan perairan.
Tujuan dilakukan praktikum tentang mikroorganisme ini agar praktikan dapat meneliti jumlah nisbi mikroorganisme yang penyebarannya dilingkungan perairan.
1.2 Waktu dan Tempat
Praktikum biologi dasar tentang mikroorganisme perairan dilaksanakan digedung C lantai I dan gedung A lantai I yang bertempat di laboratorium (IIP) Ilmu-ilmu Perairan dan laboratorium mikrobiologi yang dilaksanakan pada hari sabtu, tanggal 16 Oktober 2010 pukul 18.00-20.00 WIB. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mikroorganisme
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil (biasanya kurang dari 1 mm) sehinga untuk mengamatiya diperlukan alat bantu. Mikroorganisme sering kal bersel tunggal (uniselular) meskipun beberapa protista bersel tungal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang, (Iqbal, 2008).
Mikroorganisme adalah segala organism kecil yang dapat dibiakan dan dikembangkan dalam cawan petri atau incubator didalam laboratoriun dan mampu memperbanyak diri secara mitosis. Namun ada yang berpendapat bahwa semua ikroorganisme mancakup semua prokariota, protista, dan alga resik, (Amboinas, 2009).
2.2 Macam-macam Mikoorganisme Lingkungan
Menurut Pelizer (1986) macam-mcam kelompok mikroorganisme di lingkungan antara lain:
1. Bakteri
Ukuran Khas 0,5-1,5 cm kali 1,0-3,0 µm
Kisaran 0,2 kali 100 µm.
Prokariotek uniseluler stuktur internal sederhana
tumbuh pada media buatan laboratoris reproduksi
aseksual, pembelahan sederhana
Penyebab penyakit, menambah kesuburan tanah, merusak Tanaman, untuk industri dan mampu membuat makanan sendiri.
2.3 Faktor-faktor Mikroorganisme
Kemampuan mikroorganisme untuk tubuh dan tetap hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang merupakan perubahan mikroba sangat penting didalam pengendalian mikroba ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan mikroorganisme yakni faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik (Subaidah, 2006).
2.3.1 Faktor Insrinsik
1. PH
Keasaman dan kebiasaan dari lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan pada aktifitas dan stabilitas mikromolekul seperti enzim maka dari itu pertumbuhan dan metabolisme dari mikroba sangat pengaruh pH. Sebagian besar mikroba dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH netral (6,6-7,5) dan sedikit yang dapat bertahan dibawah pH 4,0 bakteri sangatlah rentang terhadap pH sistem dibanding dengan kapang dan makanan seperti sauerkraut, pikel dan keju, diawetkan dengan bakteri pathogen dengan asam yang diproduksi melalui fermentasi bakteri.
2. Aktifitas air (Actifity of water)
Salah satu dari metode pengimpanan adalah pengeringan-pengeringan dilakukan dengan melakukan pengeluaran air yang terikat dari bahan yang menyakibatkan mikrobah tidak mudah tumbuh.Secara umum bakteri memerlukan nilai Aw yang lebih tinggi dibandingkan jamur,dimana bakteri gram positif memerlukan nilai Aw lebih rendah dibandingkan bakteri gram negatifbakteri dapat tumbuh pada kondisi sedikit reduksi dengan baik dinamakan mikroarofil contoh adalah lactoba alli dari strep tococci.
(Oksidasi) +H+n Elektron (Redokston)
3. Kandungan nutrient
Nutrisi (Nutrien) yang dibutuhkan mikroba agar tumbuh normal diantaranya:
− Air
− Sumber energy
− Vitamin dan faktor pertumbuhan
− Mineral
Pentingnya air untuk tumbuh sudah dapat dikelompokan sebagai berikut: kapang mempunyai kebutuhan air paling menimal, diikuti khomir, bakteri gram negative dan bakteri gram positif. Sebagai sumber energi mikroba memanfaatkan gula, alkohol dan asam amino, serta lemak namun hanya sedikit yang memanfaatkan sumber nitrogen utama yang dimanfaatkan dalam jumlah yang rendah.
4. Bahan anti mikroba dan struktur bahan makanan
Komponen anti mikroba misalnya minyak asiri, eogenol, pada cengkeh dan aksin pada bawang putih.
2.3.2 Faktor Ekstrinsik
1. Suhu
Berdasarkan suhu kisaran mikroba digolongkan menjadi 3 golongan yakni: psikriffilik (mikroba yang suhu terdapat suhu dingin) mesofilk (mikroba yang suhu terdapat suhu sedang) dan termofiik (mikroba suka suhu tinggi)
2. Ketersediaan dan konsentrasi gas dilingkungan
Peningkatan konsentrasi CO2 menjadi kira-kira 10 dapat menghambat pertumbuhan mikroba hal ini dikenal dengan controlled/modified atmosphere storage (cas/mas).Secara umum penggunaan efek penghambatan CO2 akan dapat ditingkatkan pada suhu rendah karena kelarutan CO2 akan meningkatkan pada suhu rendah. (Zubaidah, 2006).
3. Relatify Homoditi (RH)
RH dari ruangan adalah point penting yang mempengaruhi Aw 0,6 adalah sangat penting untuk menyimpan dan mempertahankan nilai Aw pada kondisi RH yang tidak memunkinkan adanya pengambilan air dari udara menuju kedalam permukaan bahan (Zubaidah, 2006).
2.4 Pengertian Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan suatu benda yang sterril dipandang dari sudut mikrobiologi artinya bebas dari mikroorganisme hidup (Pelezer,1998)
Sterilisasi (Sterilization) adalah proses pemusnahan total semua mikroskop dan organisme lain yang dapat hidup dari lingkungan adalah material dengan cara-cara fisik atau kimia (Rifal, 2004)
2.5 Pengertian Media
Mikroba memiliki kerakteristik dari cirri yang membeda-beda didalam persiaratan pertumbuhannya ada yang biasa hidup hanya media yang mengandung sulfal dan adapula yang tidak mampu hidup dan seterusnya karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacan-macam media sepasang pertumbuhan karbon.
Klasifikasi media pertumbuhan mikroorganisme
No | Klasifikasi | Nama | Contoh |
1. | Sumber nutrient | Alamia | Susu,kaldu |
2. | Keaadan fisik | Buatan/antifiel | Campuran zat kimia |
3. | Komponen kimiawi | Padat/irefensibel | Serumdarah berkoagoasi |
4. | Pengusun | Padat/peversibel | Agor nutrient |
5. | Persyaratan nutribakteri | Setengah padat Cair Kompleks Kimiawi Endrichmen media Diferensial media Selected media Test media | Agar lunak kaldu nutrient amanium sulfat medium,garam,glukosa kaldu infusi jantung agar enzim biru metilien agar deoksilat medium ujivid BL2 |
Pada praktisnya,semua media tersebut secara komersial dalam bentuk bubuk, seperti PCA (Plate Count Ager) NA (Nutrien Ager) TSA (Try ticase soyagor) dan lain-lain (Anonymous, 2008).
2.6 Metode Perhitungan Koloni
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur dan menghitung jumlah jazad teknik yaitu:
1. Perhitungan jumlah sel
─ Hitungan mikroskopik
─ Hitungan cawan
─ MPN (Most Probhable Number)
2. Perhitungan masa sel secara langsung
─ Cara volometrik
─ Cara gravinetik
─ Tumbi dimetri (Kekeruhan)
3. Perhitingan masa sel secara tidak langsung
− Analisa komponen sel (Protein, AND, ATP, dan sebagainya)
− Analisa produk katabolisme (Metabolit, primer, metabolism sekunder)
− Analisikonsumsinutrien (Karbon, Hidrogen,Oksida, Asam amino, Mineral dan sebagainya).
Metode volume metrik, pengukuran volume dan berat sel dilakukan terlebih dahulun dengan mengaring mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu bila surfat tempat tumbuhnya banyak mengandung padatan misalnya badan pangan,sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan mengunakan volume metrik maupun dengan turbina metrik.Pewrhitungan masa sel secara tidak langsung serinh digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel secara proses formentasi dimana komponen subrat atau bahan yang difermentasi dapat diamati dan diukur. (Anonymous, 2008).
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Fungsinya
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum biologi dasar tentang mikroorgaisme perairan adalah:
No | Nama Alat | Kegunaan/fungsi |
1. | Cawan petri | Sebagai tempat untuk menanam mikroorganisme |
2. | Bunsen | Untuk mengkondisikan suasana aseptis |
3. | Hot plate | Untuk memanaskan lilin dan memanaskan media (PCA) |
4. | Spatula | Untuk menghomogenkan larutan yang sudah dicampur ddengan PCA |
5. | Autoclave | Alat yang digunakan untuk sterilisasi basah |
6. | Erlenmeyer | Untuk mereaksikan larutan/tempat membuat PCA |
7. | Spayer | Sebagai wadah alkohol 70 dan 90dan untuk pengkodisian aseptis |
8. | Timbangan digital | Untuk menimbang bahan yang akan digunakan |
9. | Crushable tank | Untuk memegang tabung reaksi ketika dipanaskan dan mengambil cawan petri ketika dipanaskan |
10. | Incase | Mengingkubasi alat-alat yang digunakan |
3.2 Bahan dan Fungsinya
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum biologi dasar tentang mikroorgaisme perairan adalah:
No | Nama Bahan | Kegunaan/fungsi |
1. | PCA | Sebagai media pertumbuhan mikroorganisme |
2. | Kertas label | Untuk menandai tabung reaksi |
No | Nama Bahan | Fungsi |
3. | Benang | Mengikat cawan petri yang akan di sterilisasi |
4. | Aquadest | Sebagai pengencer PCA |
5. | Kertas saring | Untuk mengaring larutan/air |
6. | Kertas koran | Membungkus alat-alat yang akan di sterilisasi |
7. | Spiritus | Sebagai bahan bakar Bunsen |
8. | Rafia | Mengikat alat-alat yang akan di sterilisasi |
9. | Alkohol 70dan 90 | Untuk mengkondisikan aseptis |
10. | Korek api | Untuk menyalakan Bunsen |
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Sterilisasi
Cawan Petri
Dicuci
Dikeringkan
Dibungkus Koran
Diikat
Dimasukan kedalam keranjang autoclave
Autoclave
Dilihat airnya apabila kurang ditambah
Dimasukan keranjang
Ditutup secara diagonal
Dinyalakan kompor
Dibiarkan sampai P.I atm,T.121 (249,8F)
Ditunggu 15 menit
Dimatikan kompor
Ditunggu P sampai 0 Atm
Dibuka tutupnya
Dikeluarkan alat
Hasil
3.1.2 Pembuatan Media PCA
PCA 8,4 9/m3 Aquadest 480 ml/m3
Dimasukan tabung Erlenmeyer 5000 ml
PCA dan aquadest
Diaduk hingga larut dengan spatula
Ditutup kapas pada mulut tabung erlenmeyer
Dibungkus dengan Koran
Dihomogenkan
Destrilisasi basah
Hasil
3.1.3 Penanaman
Media PCA beku
Dibuka 10 menit Ditutup
Dibungkus Koran
Diikat tali
Diinkubasi 24 jam
Hasil
3.1.4 Penghitungan Koloni
Perhitungan cawan petri
Dikeluarkan
Dibuka tali dari koran
Dihitung koloni
4. PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum biologi dasar tentang mikroorganisme perairan adalah:
1. PCA (Plate Count Agar)
Komposisi PCA
− 9 gram agar
− 5 gram pepton
− 2,5 gram ekstra yes
− 1 gram glukosa
Agar berfungsi sebagai pengontrol,pepton berfungsi sebagai sumber karbohidrat, ekstrakyes berfungsi sebagai sumber vitamin dan glukosa berfungsi sebagai sumber protein.
2. Membuat media PCA
Ditimbang sesuai komposisi =17,5 gram ×15 ml × 90= 23,6
3. Pengenceran
= 15 × 90
= 1350
4.2 Analisa Prosedur
1. Sterilisasi
Sebelum melakukan sterilisasi tahap pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dimana alat yang digunakan adalah cawan petri, autokclave, erlenmeyer incase, bunlah medium agarsen dan spatula sedangkan bahan yang digunakan adalah medium agar steril (PCA), Koran, tali, kertas label, spiritus dan aaquadest. Langkah yang dilakukan adalah disiapkan cawan petri kemudian dicuci dan dikeringkan.Kemudian dibungkus Koran dan diikat dengan tali (benang), setelah itu cawan petri dimasukan kedalam autoclave untuk melestarikan cawan petri tersebut.Kemudian autoclave dilihat airnya apabila kurang ditambahkan,kemudian dimasukan keranjang dan ditutup secara diagonal dan dinyalakan kompor.setelah itu dibiarkan suhunya mencapai 249,8F. Ditunggu sampai 15 menit kemudian dimatikan kompor dan ditunggu tekanan sampai 0 Atm. Setelah itu dibuka tutupnya dan dikeluarkan alat dan hasilnya diperoleh.
2. Pembuatan media
Pertama disiapkan PCA dan kemudian ditimbang 8,4 gram dan aquadest sebanyak 480 ml,kemudian PCA dan aquadest dimasukan kedalam Erlenmeyer kemudian diaduk dengan spatula hingga larut lalu Erlenmeyer ditutup dengan kapas.kemudian Erlenmeyer dibungkus dengan Koran dan diikat dengan tali lalu dihomogenkan setelah itu disterilisasi basah dengan autoclave PCA yang telah di sterilisasi (PCA Hanyat) dituangkan dalam cawan petri kemudian didinginkan setelah dingin cawan petri dibalik dan diikat setelah itu disimpan didalam kulkas.
2. Penanaman
Media PCA beku yang telah jadi diberi dua perlakuan, yaitu dibiarkan terbuka agar organisme yang ada dilingkungan disekitar dapat tingal dimedia dan ditutup untuk mengetahui bakteri/organisme yang ada pada mulut. Untuk yang dibiarkan terbuka cawan petri diletakan kamudian dibuka selama 10 menit lalu ditutup dan dibungkus koran serta diikat. Setelah itu media PCA beku diincubasi dalam incase selama 3 hari untuk yang ditutup, media pca beku ditiup kemudian ditutup dan dibalik agar tidak ada gelembung air yang terbentuk setelah itu dibungkus koran kemudian diikat setelah itu media pca diincubasi selama 1 hari dalam incase. Setelah satu hari dilakukan pengamatan apakah sudah ada tumbuh bakteri atau organisme yang tumbuh dan dilakukan perhitungan koloni. Cawan yang bermedium (sudah diinkubasi) dikeluarkan dari inkubasi kemudian dihitung coloni counter, dicatat jumlah coloni.
4.3 Analisa Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan selama tiga hari pada cawan petri yang berada dalam incase, telah terdapat mikroorganisme atau telah tampak pada cawan petri setelah itu dihitung dengan mengunakan koloni counter dan terlihat jelas bentuk dari mikroorganisme tersebut. Yaitu pada perlakuan cawan petri dibuka terdapat koloni mikroorgaisme bakteri sedangkan pada perlakuan ditutup terdapat koloni mikroorganisme jamur yang bentuknya bulat dan pinggirnya rapi.
Pada komponen PCA terdapat 5 gram pepton, 9 gram agar, 2,5 gram extrak yest dan 1 gram glukosa yang jumlah seluruhnya ada 17,5 gram.
Pada pembuatan media PCA yaitu pca ditimbang sesuai komposisi yaitu 17,5 gram pca dibagi dengan 1 liter air dikali 15 ml dikalikan banyak cawan petri (90) dan hasilnya 23,6.
Pada pengenceran dilakukan perhitungan 15 ml air dikalikan dengan banyaknya cawan petri (90) dan hasilnya 1350.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat disimpulkan yaitu:
− Mikrobiologi merupakan salah satu ilmu tentang makluk hidup.
− Mikroorganisme dibagi menjadi dua yaitu mikroorganisme autotrof dan hetorotof.
− Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran kecil sehinggah untuk mengamatinya diperlukan alat bantu
− Bakteri adalah salah satu mikroorganisme
− Faktor instrinsik yaitu pH, akgtivitas air, kandungan nutrien, dan bahan anti mikroba sedangkn faktor ekstrinsik adalah suhu, ketersediaan dan konsentrasi agar dilingkungan dan Relativiti Humuditi (RH).
− PCA adalah (plate count agar) dan komposisinya yaitu, 9 gram agar, 5 gram pepton, 2,5 gram ekstrak yest dan satu gram glokosa.
− Rumus menghitung pca adalah jumlah larutan x jumlah cawan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu saat meniup can petri (menanam) usahakan agar jangan terkena/bersentuhan dengan Bunsen yang meyala karena akan berbahaya dan harus hati-hati dalam menggunakan alat-alat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Perairan/htm/08 Oktober pukul 03.30 PM
Emest yurdosoe, 2001. Biologi volume 3, stale united, Amerika
Iqbal ali, 2008. Biologi dasar dunia ilmu, Jakarta
Placsar, 1986. Biologi nomen. Ferden waller spaind.
Radin yasim, 2010. Biologi.Trakta ilmu. Bandung
Ratna, 2008. Mikroorganimedan contohnya from:http//Ratna.Worpres.Com/
Mikroorganisme dan contohnya/html/08 oktober 04.00 PM
Rafia, 2004. Pengertian sterilisasi.Dunia pustaka. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar